Kamis, 28 Februari 2013

Empty Memory



Dulu…
Saat itu aku terkurung dalam kegelapan
Mawar yang ku rawat dengan harapan tumbuh indah dan menghiasi hariku malah menjeratku dengan tangkai berdurinya.
Perasaan dibuang … Kesepian… Karena ditinggalkan
Menyakitkan… Kenyataan itu semakin menyakiti diriku
Walaupun begitu, sama sekali… tak bisa kuhentikan
Dan tanpa sadar aku mulai membenci diriku sendiri yang berpikir terlalu dangkal.
Itulah yang selalu ada dalam pikiranku dan pada akhirnya aku memilih untuk melindungi diri sendiri

Karena itulah, aku berpura-pura melupakan, yang ada di pikiranku hanyalah cara untuk melarikan diri
Menutup semua jalan menuju taman itu, menguncinya rapat-rapat. Lalu kubuang kunci itu jauh-jauh.
Aku hanya pintar melindungi diriku sendiri
Menjijikkan, bukan?

Selanjutnya, ku lewati hari-hari untuk mengubur diriku yang kubenci itu dan membunuh hatiku yang penuh luka. Aku menyembunyikan perasaanku yang sesungguhnya dan berpura-pura kuat.

Kini… aku menjelma mejadi wadah kosong. Tertutup rapat. Hampa. Perasaanku mati rasa.

Hanya memikirkan soal diriku sendiri.
Hanya menyesali perbuatan diri sendiri.
Hanya mengatakan yang ingin dikatakan.
Hanya melakukan yang ingin dilakukan.


Walaupun taman itu masih di sana dan mawar itu tidak melupakanku, tapi tidak tersisa kenangan indah apapun pada ku.
Tak peduli seberapapun aku berusaha mengingatnya kembali
Waktu berjalan telah memudarkan semuanya

Di dunia ini ada juga hal yang tidak akan bisa terulang untuk kedua kalinya. Seharusnya aku tahu itu

“Sesuatu yang hilang, tidak akan pernah bisa kembali.”

Aku… telah berubah menjadi “kenangan